Pembangunan masjid ini menggunakan APBD Bontang sebesar Rp1,7 miliar. Namun, dari total anggaran itu tidak untuk revitalisasi lantai dan cat bangunan.
"Ini baru 67 persen. Alokasi anggarannya pun tidak termasuk lantai dan cat," kata Nursalam, Ketua DPRD Bontang usai berdialog dengan kontraktor.
Politisi Golkar ini pun menyayangkan alokasi pembangunan tidak termaktub lantai masjid. Padahal, lantai dianggap penting untuk tempat ibadah umat Islam. "Kalau lantainya enggak ada, gimana mau salat?," kata Salam.
Sementara, Kepala Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Aspul membenarkan hal itu. Tahun ini alokasinya diprioritaskan bagian dinding terlebih dahulu. Penyebabnya, dana tidak mencakupi apabila lantai dan cat diikutsertakan di tahun ini.
"Jadi memang yang kita utamakan dulu dindingnya supaya bangunan ini tertutup secara keseluruhan, karena dana yang ada juga harus kita optimalkan," jelas Aspul.
Kata Aspul, sejatinya alokasi pembangunan Masjid As-Salam ini sekira Rp2,7 miliar. Namun, mengerucut menjadi Rp1,7 miliar.
Tolok ukur capaian pembangunan sampai 67 persen bisa dilihat dari tahap pengerjaan, sekarang sudah di tahap pemasangan bata dinding. Serta material atap sudah ada sisa menunggu tukang yang bisa memasang.
Tambahan informasi, Masjid As-Salam ini dikerjakan selama 180 hari kelender sesuai kesepakatan para pihak. Masa kontrak berakhir 4 Desember 2018. Awalnya pembangunan dikerjakan 24 tenaga kerja untuk mempercepat penyelesaian, jadi tersisa 15 pekerja.
0 Response to "Rp1,7 Miliar Belum Termasuk Lantai dan Cat Masjid As-Salam"
Posting Komentar